BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 25 September 2009

Jagalah Pikiran Kita

Untuk mencapai tujuan apapun dalam kehidupan maka dalam pelaksanaan hendaknya didasarkan pada pemahaman ilmiah atas daya kreatif pikiran, karena pikiran dapat melakukan segala hal dan memiliki kemampuan untuk mengambil semua bahan penyusun utama yang dibutuhkan pada gudang penyimpanan yang tak terbatas. Dengan demikian sebenarnya sumber daya itu berada dibawah pengendalian kita (tetapi masalahnya adalah bagaimana kita dapat menarik bahan tsb dari gudang penyimpanan persediaan yang tak terbatas itu).

Perasaan negatif, seperti rasa takut, gelisah atau tidak percaya diri adalah merupakan penghalang daya pikir yang amat kuat sehingga berbagai hal yang kita inginkan menjauh dari diri kita. Dibutuhkan kewaspadaan dari waktu kewaktu (kesadaran yang tinggi) terhadap segala sesuatu yang kita pikirkan sehubungan dengan perasaan negatif itu agar dengan seketika kita dapat membalikkan pemikiran negatif tsb.

Diperlukan pengamatan yang serius untuk mengetahui atau menyadari proses berfikir kita: cara kita berfikir, apa yang kita pikirkan dan bagaimana kita bereaksi terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita (waspadalah terhadap apa yang kita keluhkan sepanjang hari), karena sesuai dengan hukum tarik menarik (hukum alam yang bersifat tetap dan pasti); apa yang sering kita pikirkan (keluhkan) maka itulah yang benar-benar akan menjadi pengalaman hidup kita.

Jadi intinya adalah bagaimana kita dapat MENINGKATKAN KESADARAN kita; karena apapun yang kita sadari akan dapat kita kendalikan sebaliknya sesuatu yang tidak kita sadari maka hal itu yang akan mengendalikan kita.

sumber : Agung Adnyani

Rabu, 23 September 2009

Sebuah Konsep Keseimbangan

RWA BHINEDA,,

Tuhan menciptakan dunia ini dengan keanekaragamannya. Gunung, Laut, Langit, Manusia, Binatang, dsbnya. Dari semua ciptaan beliau, ada suatu hal yg unik jika kita perhatikan. Beliau menciptakan suatu perbedaan dari benda ataupun karakter. Ada baik ada jahat, ada atas ada bawah, ada kanan ada kiri, ada utara ada selatan, ada pria ada wanita, dll. Semuanya mempunyai opposite side.

Jika anda jalan-jalan di Bali pasti banyak sekali menjumpai kain warna hitam-putih (kotak-kotak) di sepanjang jalan. Ada yg dipasang di pohon, di tugu yg ada ditengah2 perempatan jalan, ditugu yg ada depan rumah, bahkan ada yang di batu segala. Biasanya dari pengalaman saya, para driver maupun tur guide kalo ditanya hal ini akan menjawab bahwa tempat itu ada penunggunya dan angker. Ada juga yg menjawab kalo itu bagian dari kepercayaan Bali akan adanya paham animisme. Malahan yg ekstrem menjawab memang begitu. Saya coba tulis disini mengenai kain hitam putih yg kotak-kotak tersebut, berdasarkan penjelasan yg saya dapat dari pendeta dan orang-orang yang memahami sastra dan agama.

Kain HITAM PUTIH sendiri bermakna adanya sebuah konsep dua yg berbeda tapi satu. Secara luas, Tuhan menciptakan hitam, juga menciptakan putih sebagai lawannya. Juga hal lain seperti kebaikan. RWA BHINEDA, yaitu konsep tentang suatu perbedaan yang harus ada di dunia ini untuk menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam semesta. Dalam Chinese filosofi lebih dikenal dengan Yin-Yang.

Konsep Rwa Bhineda merupakan suatu hal yg membentuk karakter orang Bali. Orang Bali tidak menjadikan perbedaan sebagai suatu permusuhan atau alasan utk menunjukan ego kita. Perbedaan adalah suatu keindahan yg justru harus diseimbangkan demi terwujudnya keharmonisan dalam hidup manusia dan alam semesta ini. Mungkin konsep ini juga yg mempengaruhi karakter orang Bali utk tidak terlalu agressive dalam menanggapi kasus atau isu yg sedang berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari, konsep Rwa Bhineda merupakan suatu bentuk penghormatan akan pilihan hidup manusia, mau jadi apa kita nantinya. Seperti halnya semboyan negara kita, BHINEKA TUNGGAL IKA...berbeda tapi tetap satu juga, maksudnya kita berbeda ras, wajah, warna kulit, pekerjaan, nasib, nama dll..tapi masih satu juga yaitu MANUSIA ciptaan TUHAN.


sumber:
http://bali-tourguide.blogspot.com/2007/05/rwa-bhineda-sebuah-konsep-keseimbangan.html

Menghilangkan Kegelisahan

Jalan kehidupan kita, sering terhalang oleh kegelisahan. Ketika gelisah itu datang, coba renungkan sejenak – apakah ada orang yang mampu membuat kamu celaka atau bahkan terbunuh, kalau bukan karena kehendakNya ? Apakah kita sadar, bahwa jiwa itu tak pernah lahir, dan tentu tak pernah bisa dibunuh ? Jika ada kesadaran seperti itu, mestikah kita takut akan sergapan penderitaan ataupun kematian ?

Andai kita sadar, akan kenyataan bahwa badan jasad ini bukan milik kita. Dia dibangun dari api, air, udara, bumi dan kosongnya angkasa. Dan jika telah tiba waktunya, dia akan kembali ke asal. Badan bisa terurai, tetapi jiwa tak terhancurkan. Dengan demikian, manakah yang kita pilih, terikat pada jasad ataukah menyatu dengan jiwa ?

Yang sering kita lakukan adalah meratap ketika kehilangan dan kesedihan datang. Namun seiring dengan itu, harus segera dibangkitkan kesadaran, bahwa ketika kita lahir kedunia ini, tak ada satupun barang yang kita bawa. Kalau kesadaran itu telah menerpa, apakah kita benar-benar kehilangan sesuatu ? Segala apa yang kita miliki saat ini, kita dapatkan saat mengarungi kehidupan dunia. Apapun yang kita berikan ke orang lain, kita peroleh dari dunia ini. Dan … siapakah yang menciptakan segala apa yang kita ambil dan berikan ?

Apakah yang kita bawa ketika keluar dari kandungan Sang Ibu ? Terlahir dengan tangan kosong, dan berpulang kealam baka, tidak membawa apa-apa. Segala apa yang dimiliki sekarang, dulunya adalah milik orang lain. Karena itu, apa yang kita miliki saat ini, bukankah menjadi milik orang lain di masa datang ? Kita merasa senang, ketika seluruh gemerlap benda duniawi menjadi milik kita, namun kegembiraan seperti itu adalah penyebab timbulnya penderitaan.

Menderita dan mati adalah bagian dari hidup itu sendiri. Perubahan adalah hukum alam dan keniscayaan. Suatu hari engkau jadi jutawan, dan mungkin hari berikutnya menjadi miskin papa. Milikku, milikmu, milik kita, milik mereka – istilah-istilah itu harus bisa disingkirkan dari hati kita, dan setelah itu, kita akan berada dalam kedamaian, sebesar apapun gejolak perubahan yang terjadi. Perubahan suka dan duka adalah hukum alam itu sendiri. Apa yang menjadi milik kita sekarang, bisa menjadi milik mereka di masa datang, bukankan demikian ?

Apa yang dulu terjadi, adalah hal terbaik yang perlu terjadi. Apapun yang dialami saat ini juga hal terbaik yang harus terjadi. Dan apapun yang terjadi di masa datang, juga adalah rancangan terbaik yang pernah ada. Karena itu, tak berguna menyesali masa lalu, dan mubazir khawatir tentang masa depan. Berfikir, berkata dan bertindak yang terbaik untuk melaksanakan kewajiban saat ini, tanpa takut akan masa datang, itulah yang utama.

Ratapan hendaknya diganti dengan penyerahan diri kepada kehendak Hyang Widhi. Karena Dialah pendukung utamamu. Bagi orang-orang yang telah merasakan dukungan langsungNya, akan terlepas dari kekhawatiran dan penderitaan.

Tuhan adalah tujuan dari pikiran, perkataan dan tindakan kita. Semoga dengan upaya itu, kita akan menikmati kemerdekaan dari perputaran bahagia dan derita untuk selama-lamanya.

Harapan dan keinginan memang tidak untuk dimatikan, namun kita adalah pengendalinya, sehingga mampu bersikap sama terhadap suka dan duka, bagian dari rwa-bhineda - kenyataan yang ada di alam ini.

Andai hal ini bisa tertanam terus dihati, tentu akan membantu kita menghilangkan kegelisahan. Dengan kesadaran itu, semoga timbul rasa damai dan selamat dalam mengarungi samudera kehidupan, untuk mencapai pelabuhan tujuan.


http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=520&Itemid=29

Sabtu, 12 September 2009

sekelumit curahan hati

hidup aku semakin hari rasanya semakin tak jelas,, sampai sekarang aku blun juga bisa menemukan tujuan hidup aku, aku harus bagaimana, kemana, jadi apa, apa yang ku kujar pun aku tak tau,,,
serasa hampa,,, sekarang ini aku bisa bekerja tak lain dan tak bukan adalah karena orang tua, mungkin jika orang tua ku dlu tidak mengarahkan aku untuk sekolah di salah satu sekolah kedinasan, yang akhirnya aku bisa langsung bekerja, tanpa sulit untuk kesana kemari mencari pekerjaan,,,
cita sudah tercapai,, walau pun sebenarnya tidak seperti apa yang aku bayangkan, aku hayalkan semasa kecil dlu,,, "eksekutif muda",, tapi setelah dipikir-pikir juga sekarang aku seorang eksekutif muda,,, masih muda, kerjaan sudah pasti,, tinggal meniti karir,, (congkak dikit ya)
cinta,,, yang selalu saja mengalami kendala,,,
ada saja yang menghalangi,,, ada saja kurangnya,,,
entah aku yang terlalu pemilih, harus mendapat wanita yang sempurna, baik, pengertian, cantik luar maupun dalam,, dimana nyarinya ya??
huh,,
paras ayu,, hati belum tentu ayu
hati ayu,, secara fisik ga cocok,,,
apa aku ini orang yang terlalu melihat fisik??
engga juga,,,
kan katanya "penampilan bukan yang utama,, tapi yang pertama di lihat" gtu kata senior2 dlu,,,
kata-kata yang sangat melekat di pikiran sampe sekarang,,,

setelah dipikir-pikir koq kayanya cita dan cinta ga bisa seiring sejalan,,, memang seharusnya cita lebih dulu di capai baru kemudian cinta,,, tapi koq rasanya cita udah lama tercapai si cinta blum juga menampakan dirinya dengan jelas ya,,,
masih abu-abu,,,
siapa si cinta itu,,,
apakah dia??
yang mendapat hujatan dari banyak orang??
yah who knows,,, siapa yang tau,,, biarlah itu tetap menjadi rahasia Sang Pencipta,,

semua orang mempunyai hak yang sama untuk berubah menjadi lebih baik, dan semua orang wajib menerima perubahan itu,, bukan hanya melihat kebelakang, selalu mempermasalahkan tentang masa lalu,,, masa lalu adalah suatu pelajaran, pengalaman, untuk bekal menghadapi masa yang akan datang,, karena tidak akan ada masa yang akan datang jika tidak ada masa lalu dan hari ini.

sudah saatnya kita menjadi orang yang lebih bijak lagi, bukan hanya melihat segala sesuatu dari satu sisi saja, yang terkadang hanya sisi buruk saja yang kita lihat tanpa memperhatikan sisi baiknya, bukankah akan selalu ada hikmahnya dari setiap kejadian yang terjadi??

hidup ini penuh lika-liku dan pesimpangan, tidak semua orang mendapatkan jalan yang mulus, lurus bak jalan tol, ada aku yakin jika seseorang yang jalan hidupnya lurus tanpa liku dan cobaan akan menjadi orang yang lemah,,,
orang akan semakin kuat jika ia dilatih, dan latihan itu adalah dengan cobaan dan likaliku hidup.
dalam suatu persimpangan, tidak semua orang dapat melihat mana jalan yang baik untuk dilaluinya,, terkadang orang salah jalan dan akhirnya terjerumus dalam suatu kesalahan, kekelaman. tapi jika seseorang yang telah menyadari kesalahannya dan hendak kembali ke jalan yang benar, sudah seharusnya lah orang lain bisa menerimanya, bahkan membantunya menjadi orang yang lebih baik.

sebagai manusia biasa, mari kita tetap berusaha untuk menjadi lebih baik lagi,,,
Tuhan pasti menunjukan jalannya jika kita selalu memintanya,, selalu berdoa dan berdoa,, GBU,,